Halaman

Rabu, 23 Desember 2009

Hasil Psikotes


Hasil Psikotes dan Fingerprint Test

Maraknya buku yang menyajikan latihan untuk persiapan psikotes yang dijual bebas di toko buku. Banyaknya penyedia jasa untuk memberikan pelatihan “siap menghadapi psikotes”. Hal ini menandakan bahwa begitu hebohnya psikotes sebagai faktor penentu nasib hidup seseorang. Persepsi masyarakat ini tentunya tidak berlebihan karena bila individu sudah mempersiapkan diri dengan baik maka tentu hasilnya juga baik. Penentuan Penjurusan dan Penerimaan pegawai juga diputuskan melalui Hasil Psikotes.

Tentunya untuk tes yang bersifat angka dan perhitungan bisa jadi hasilnya berbeda. Dampak latihan dapat meningkatkan hasil skor tes IQ. Penjelasan atas perubahan ini juga bisa dirasakan oleh para orang tua yang mendapatkan hasil psikotes yang berbeda pada anaknya. Penjual makanan khas Padang juga mampu terlatih menghitung jumlah tagihan tanpa bantuan mesin hitung ( kalkulator). Mereka dapat dengan cepat menghitung total biaya tanpa ada kesalahan.

Hasil psikotes juga dipengaruhi oleh frekuensi individu mengikuti tes. Banyak diantara pelamar membuat surat lamaran sebanyak mungkin. Hal ini juga nampak pada aktifitas pelamar pada saat job fair. Mereka membuat banyak surat lamaran dan memasukkan ke banyak perusahaan yang mengikuti Job Fair. Tentunya mereka juga memiliki peluang untuk mengikuti psikotes berulang-ulang. Bagi Psikolog tentu perlu menanyakan pada pelamar mengenai waktu psikotes terakhir yang pernah diikuti. Karena hasil psikotes juga bisa berbeda ketika individu sering mengikuti psikotes. Mereka mengandalkan hafalan atas jawabannya dan mempersingkat waktu di awal tes sehingga memiliki peluang lebih banyak waktu untuk mengerjakan tes berikutnya dibandingkan ia tes pertama kali.

Anak yang mengikuti kursus kumon mendapatkan hasil psikotes yang berbeda dibandingkan sebelum ia mengikuti kursus tersebut. Hal ini menandakan kemampuan angka dapat ditingkatkan melalui latihan. Dr Kawashima menganjurkan untuk berlatih menghitung dengan kecepatan yang tinggi dari angka 1 sampai dengan 120 dan melakukan pengukuran waktu penyelesaiannya. Manakala terjadi perubahan kecepatan yang signifikan setelah fase mendatar maka terjadi penguatan di prefrontal cortex individu berkaitan dengan angka. Namun kecerdasan logika individu tidak bisa ditingkatkan bila ia memang rendah kecerdasan logikanya.

Setelah mengikuti fingerprint test dan diidentifikasi bahwa kecerdasan logikanya rendah maka anak tersebut cenderung bisa mengerjakan soal karena hafalan. Mamanya menyampaikan bahwa anaknya perlu diberikan contoh soal yang banyak. Manakala soalnya berbeda maka ia cenderung tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu bagi orang tua yang anaknya diidentifikasi kecerdasan logikanya rendah maka banyak-banyaklah untuk latihan mengerjakan soal sehingga nilai yang diharapkan dapat dicapai. Berlatih menghitung dari 1 sampai 120 dan menghitung mundur dari 100 menuju nol bisa dijadikan sebagai latihan untuk memperkuat prefrontal cortex anak berkaitan dengan angka. Latihan kombinasi angka juga bisa sangat membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak.

Demikian yang bisa kami sharingkan,berkaitan dengan hasil psikotes dan fingerprint test, mudah2an banyak membantu

Salam Sukses Selalu
Drs,Psi.Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar