Halaman

Selasa, 15 Desember 2009

SIDIK JARI DAN KECERDASAN INTELEKTUAL ANAK!


Sidik Jari dan Kecerdasan.

Bakat dan Potensi Dapat Diukur Melalui Sidik Jari. Hal ini karena pembentukan Sidik Jari terjadi seiring proses pembentukan otak manusia selama masa kehamilan mulai dari 13 minggu sampai 24 minggu. Sedangkan pola yang terdapat pada sidik jari merupakan gambaran karakter diri individu. Oleh karena itu pola guratan sidik jari setiap orang pun berbeda sesuai dengan perkembangan sistem saraf otak. Tidak mengherankan bila anak dalam satu keluarga memiliki kecerdasan dan karakter berbeda. Dengan mengetahui ini sejak dini maka orang tua mampu mengembangkannya secara optimal dan mereka dapat menangani setiap anaknya sesuai karakternya.

Mengenai akurasi alat tes sidik jari ini dapat diketahui oleh orang tua bila ia ditangani oleh seorang analyst fingerprint. Orang tua dapat membuktikan langsung mengenai keakuratan hasil identifikasi dengan menanyakan karakter dirinya pada analyst dan mengukur sendiri mengenai akurasinya. Informasi karakter diperoleh melalui penelitian yang panjang berkaitan dengan pola sidik jari seseorang. Peneliti mengumpulkan sejumlah pola sidik jari yang sama, kemudian dilakukan penelitian menggunakan psikotes dan kuesioner. Hasil jawaban yang sama dikelompokkan dan diidentifikasi sebagai karakter dasar individu. Sedangkan hasil jawaban yang berbeda, diidentifikasi sebagai hasil pengaruh lingkungan terhadap kecenderungan perilaku individu.

Ada individu yang memiliki karakter, selalu mengingat-ingat tanda ketika ia bepergian. Individu ini seringkali salah jalan ketika memikirkan 2 hal yang berbeda. Atau ketika sedang mengendarai kendaraan ia menelpon maka individu ini cenderung tidak berbelok pada jalan yang harus dilaluinya (jawa=keblabasan). Ia seringkali juga mengalami kesulitan mencari tempat parkir di sebuah mall ketika ia lupa mengingat tanda2nya. Individu ini diidentifikasi mudah kesasar. Anda juga dapat memahami karakter interaksi individu, dimana ada individu yang mudah bergaul dengan siapapun meskipun orang tersebut baru dikenalnya, tetapi ada juga individu yang lambat dalam berinteraksi khusus untuk orang yang baru dikenalnya. Ada juga individu yang mempertimbangkan faktor keuntungan ia berinteraksi dengan orang lain.

Pengukuran akurasi tentang informasi kecerdasan dapat diketahui dari gejala perilaku anak. Tentunya anak yang cerdas secara verbal memiliki kecenderungan banyak bicara, mudah menirukan dialek suatu daerah atau memiliki nilai bahasa yang baik. Individu yang diidentifikasi cerdas dalam berkespresi, memiliki gejala tidak bisa diam. Fokus perhatiannya pendek, banyak bergerak. Individu ini efektif belajar dengan melakukan gerakan. Memang pengukuran berdasar sidik jari menjadi lebih akurat karena tidak melibatkan faktor kesehatan, kondisi emosi atau ketidak setujuan anak untuk menjalani serangkaian tes bakat yang diberikan kepadanya. Disamping itu, sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah selama hidupnya.

Disamping kecerdasan dan karakter, tes ini juga mengungkap tentang kapasitas otak. Ada anak yang mudah belajar bahasa Inggris dan mendapatkan nilai yang baik dalam mata pelajaran tersebut tetapi ia mengalami kesulitan belajar bahasa mandarin yang diajarkan disekolahnya. Sedangkan anak lainnya mampu mendapatkan nilai baik di kedua pelajaran bahasa tersebut. Tentunya kedua anak tersebut cerdas diverbal tetapi memiliki kapasitas otak yang berbeda. Dalam kehidupan kita juga temukan ada orang yang mampu memikirkan banyak hal tetapi ada juga orang yang merasa stress dengan banyaknya persoalan yang harus dihadapinya.

Seorang anak diidentifikasi oleh dokter mengalami kelambanan berbicara, dimana pada usia 6 tahun ia belum bisa berbicara. Setelah diidentifikasi menggunakan fingerprint maka anak tersebut cerdas secara verbal dengan skor kapasitas otak 74. Ibunya juga sering memberikannya dongeng ketika ia mau tidur. Seakan tak ada yang salah dengan perlakuan tersebut. Namun setelah di gali bersama dengan kedua orang tuanya maka anak tersebut diajarkan banyak bahasa, karena kapasitasnya kecil maka ia mengalami kesulitan. Ibunya menghendaki ia memiliki nilai yang baik dalam pelajaran bahasa Inggris maka ia berbicara dalam bahasa Inggris. Sedangkan ayahnya, seorang pengusaha, menghendaki anaknya menjadi pelaku bisnis, maka ia berinteraksi sejak dini dengan anaknya dalam bahasa Mandarin. Namun mereka lupa bahwa pengasuhnya juga mengajarkan bahasa Tegal dan Indonesia ketika berinteraksi dengan anak. Banyaknya konsep yang diinternalisasi anak menyebabkan ia bingung, bisa jadi untuk anak lainnya hal ini tidak menjadikan persoalan. Tetapi bagi mereka dengan kapasitas kecil maka harus diajarkan satu persatu.

Oleh karena itu individu dengan kapasitas kecil dimasa dewasanya ia cenderung memilih pekerjaan yang bersifat praktis. Ia tidak menghendaki berpikir terlalu banyak dan seringkali mengeluh bila diajak diskusi oleh pasangannya tentang sesuatu hal baru. Ia menghendaki sesuatu yang nyata. Informasi kapasitas otak sangat membantu orang tua untuk memberikan perlakuan yang tepat untuk buah hatinya. Informasi kapasitas otak juga dapat dijelaskan melalui sebuah kasus dimana Seorang ibu yang memiliki 3 anak tentunya dapat memberikan penjelasan tentang kapasitas otak anak yang berbeda berdasar hasil fingerprint tes. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor genetik, gizi dan kondisi emosional sang ibu. Anak yang dikandung ketika masa kerusuhan di Jakarta ternyata menyebabkan si anak lahir dengan kapasitas otak yang lebih kecil dibandingkan dengan kedua kakaknya.

Disamping informasi kecerdasan, karakter dan kapasitas otak maka fingerprint tes juga bisa mengungkap gaya belajar anak, tipe belajar, leadership style, kecenderungan dalam membelanjakan uang, cara memotivasi, informasi bakat dan peluang karir, dan lain-lain. Dalam konsultasi, anda juga akan mendapatkan cara bagaimana mengembangkan buah hati anda sesuai dengan inteligensi dan karakternya.

Sidik Jari mampu mengidentifikasi kecerdasan dan karakter.

Salam Sukses Selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner Smart Business Solution.

1 komentar:

  1. apakah hasil fingerprint bisa dijadikan acuan untuk menentukan bahwa seorang anak termasuk gifted children?

    BalasHapus